1.
Pendahuluan
Bawang merah ( Allium ascalonicum) merupakan komoditas hortikultura yang
memiliki banyak manfaat dan bernilai ekonomis tinggi serta mempunyai
prospek pasar yang menarik. Selama ini budidaya bawang merah diusahakan
secara musiman (seasonal), yang pada umumnya dilakukan pada musim
kemarau (April-Oktober), sehingga mengakakibatkan produksi dan harganya
berfluktuasi sepanjang tahun.
Untuk mencegah terjadinya fluktuasi produksi dan fluktuasi harga yang
sering merugikan petani, maka perlu diupayakan budidaya yang dapat
berlangsung sepanjang tahun antara lain melalui budidaya di luar musim
(off season). Dengan melakukan budidaya di luar musim dan membatasi
produksi pada saat bertanam normal sesuai dengan permintaan pasar,
diharapkan produksi dan harga bawang merah dipasar akan lebih stabil.
2. Syarat Tumbuh
Bawang Merah menyukai daerah yang beriklim kering dengan suhu agak panas
dan mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Bawang merah dapat
tumbuh baik didataran rendah maupun dataran tinggi (0-900 mdpl) dengan
curah hujan 300 – 2500 mm/th dan suhunya 25 derajat celcius – 32 derajat
celcius. Jenis tanah yang baik untuk budidaya bawang merah adalah
regosol, grumosol, latosol, dan aluvial, dengan pH 5.5 – 7.
3. Benih
Penggunaan Benih bermutu merupakan syarat mutlak dalam budidaya bawang
merah. Varietas bawang merah yang dapat digunakan adalah Bima, Brebes,
Ampenan, Medan, Keling, Maja Cipanas, Sumenep, Kuning, Timor, Lampung,
Banteng dan varietas lokal lainnya. Tanaman biasanya dipanen cukup tua
antara 60 -80 hari, telah diseleksi dilapangan dan ditempat penyimpanan.
Umbi yang digunakan untuk benih adalah berukuran sedang, berdiameter
1,5 – 2 cm dengan bentuk simetris dan telah disimpan 2-4 bulan, warna
umbi untuk lebih mengkilap, bebas dari organisme penganggu tanaman.
4. Penyiapan Lahan
Pengolahan tanah dilakukan pada saat tidak hujan 2 – 4 minggu sebelum
tanam, untuk menggemburkan tanah dan memberik sirkulasi udara dalam
tanah. Tanah dicangkul sedalam 40 cm. Budidaya dilakukan pada bedengan
yang telah disiapkan dengan lebar 100-200 cm, dan panjang sesuai
kebutuhan. Jarak antara bedengan 20-40 cm.
5. Penanaman
Penanaman dilakukan pada akhir musim hujan, dengan jarak tanam 10-20 cm x
20 cm. Cara penanamannya; kulit pembalut umbi dikupas terlebih dahulu
dan dipisahkan siung-siungnya. Untuk mempercepat keluarnya tunas,
sebelum ditanam bibit tersebut dipotong ujungnya hingga 1/3 bagian.
Bibit ditanam berdiri diatas bedengan sampai permukaan irisan tertutup
oleh lapisan tanah yang tipis.
6. Pemeliharaan
a. Penyiraman dapat menggunakan gembor atau sprinkler, atau dengan cara
menggenangi air disekitar bedengan yang disebut sistem leb. Pengairan
dilakukan secara teratur sesuai dengan keperluan tanaman, terutama jika
tidak ada hujan.
b. Pemupukan : Pupuk yang diberikan adalah pupuk kandang, dengan
dosis 10 ton/ha, pupuk buatan dengan dosis urea 100 kg/Ha, ZA 200 kg/Ha,
TSP/SP-36 250 kg/ha. KCI 150 kg/ha (sesuai dengan kesuburan tanah)
c. Penyulaman, dilakukan apabila dilapangan dijumpai tanaman yang mati. Biasanya dilakukan paling lambat 2 minggu setelah tanam.
d. Pembumbunan dan penyiangan, dilakukan bersamaan pada saat tanaman berumur 21 hari.
e. Pengendalian OPT dilakukan tergantung pada serangan hama dan
penyakit. Hama yang menyerah tanaman bawang merah adalah ulat tanah,
ulat daun, ulat grayak, kutu daun dan Nematoda Akar.
Pengendalian Hama dilakukan dengan cara:
- Sanitasi dan pembuangan gulma
- Pengumpulan larva dan memusnahkan
- Pengolahan lahan untuk membongkar persembunyian ulat
- Penggunaan Insektisida
- Rotasi Tanaman
Penyakit yang sering menyerang bawang merah adalh Bercak Ungu, Embun
Tepung, Busuk Leher Batang, Antraknose, Busuk Umbi, Layu Fusarium dan
Busuk Basah.
Pengendalian penyakit dilakukan dengan cara:
- Sanitasi dan pembakaran sisa tanaman yang sakit
- Penggunaan benih yang sehat
- Penggunaan fungisida yang efektif
7. Panen
Panen dilakukan bila umbi sudah cukup umur sekitar 60 HST, ditandai daun
mulai menguning, caranya mencabut seluruh tanaman dengan hati-hati
supaya tidak ada umbi yang tertinggal atau lecet. Untuk 1 (satu) hektar
pertanaman bawang merah yang diusahakan secara baik dapat dihasilkan
10-15 ton.
8. Pasca Panen
a. Pengeringan umbi dilakukan dengan cara dihamparkan merata diatas
tikar atau digantung diatas para-para. Dalam keadaan cukup panas
biasanya memakan waktu 4-7 hari. Bawang merah yang sudah agak kering
diikat dalam bentuk ikatan.Proses pengeringan dihentikan apabila umbi
telah mengkilap, lebih merah, leher umbi tampak keras dan bila terkena
sentuhan terdengar gemerisik.
b. Sortasi dilakukan setalh proses pengeringan
c. Ikatan bawang merah dapat disimpan dalam rak penyimpanan atau
digantung dengan kadar air 80 (persen) – 85 (persen), ruang penyimpnan
harus bersih, aerasi cukup baik, dan harus khusus tidak dicampur dengan
komoditas lain.
(Sumber Leaflet Dirjen Bina Produksi Hortikultura,2001)